kerajinan tangan menyulam dengan pita (sulam pita).

Selasa, 13 Mei 2008

Khas Sidoarjo


Delapan tahun Adiyanti merintis usaha itu di Desa Kureksari, Kecamatan Waru. Dia mengembangkan pemasaran secara lebih luas sejak dua tahun lalu. Kini, perempuan 39 tahun tersebut memiliki 60 pekerja. Mereka diberdayakan agar siap menjadi tenaga kerja untuk menembus pasar ekspor.

Ciri khas produk sulam pita kontemporer jadi andalan Adiyanti. Yaitu, gabungan bordir, pita, dan manik-manik dari batu dalam sebuah bidang kain. Prosesnya, dia membuat desain gambar di kertas. Setelah itu, kain dibordir sesuai dengan motif, disulam dengan pita, lalu dihias dengan batu permata. Kreasi atau aksesori lain bisa ditambahkan asal tiga komponen utamanya sudah terpenuhi.

Setelah jadi, kain itu bisa digunakan untuk kerudung, pakaian jadi, atau alat rumah tangga. Dia terus berusaha mencari bahan dan kombinasi baru yang belum pernah dibuat. "Saya membuat satu desain untuk satu produk," tambahnya. Ciri khas produk Adiyanti adalah keunikan, kecantikan desain, dan kerapian hasil sulam.

Saat merintis usaha itu, Adiyanti hanya dibantu oleh ibunya, Sunarmiyati, 65. Karena permintaan terus membeludak hingga minimal 500 pesanan per bulan, dia memilih mempekerjakan orang lain. "Saya kewalahan menerima pesanan," ujarnya.

Karena itulah, Adiyanti memutuskan belum memenuhi permintaan dari luar negeri dalam skala besar. Sebab, 60 pekerjanya masih harus diberdayakan agar bisa memenuhi target produksi. Dia hanya melayani pelanggan yang punya koneksi ke luar negeri dan memenuhi permintaan butik yang terus bertambah.